HIDAYAH MILIK ALLAH
Ketika cinta bertasbih dari lisan wanita
berkalung surban
Tiada henti tangan memutar tasbih bentuk
bulatan
Air mata iringi husyuk dalam kesyahduan
Tunduk tawadduk penuh kepasrahan
Tiada
sangka tiada duga
Dia
……………………………
Kini
berbalut jilbab dulu selalu buka aurat
Kini
bergamis panjang dulu hampir telanjang
Kini
Sajadah jadi tempat pengaduan terahir dulu selalu di tempat parkir
Kini
air wudhu jadi pencuci setia dulu wajah dipoles penuh warna
Aku sadar………….
Hidayah hanyak milik NYA………Takdir adalah
kehendak NYA
Insan sebagai pelaku utama DIA sebagai Skenario kehidupan kita
Jangan
bangga jika hari ini kita bisa shalat Siapa
tahu besuk kita pelaku maksiyat
Jangan
puas jika hari ini kita sering bertaubat
Siapa tahu besuk kita jadi terlaknat
Jangan
takabbur bila kita ahli bersyukur Siapa
tahu kita nanti jadi kufur
Lihatlah mereka………..Yang dulu pernah kita
puja kini jadi terhina
Yang dulu selalu bikin ribut kini siapun
berebut…Tuk jabat tangan dapatkan barakah bertabarrukan
Yah itulah kehendak sang Khaliq Baik jadi
buruk, hina jadi dipuja……….
Ucaplah HAUQALAH sebagai tanda pasrah
PADI DALAM ILALANG
Lambaian tangan mungil itu jadi saksi bisu
Untaian kata merajuk jadi terkenang selalu
Tatkala takbir berkumandang, tanda kemenangan datang
Duduk diantara mereka gadis kecil di sudud masjid
Hanya dengan sajadah lusuh berbalut baju abu-abu
Tak ada tangis baginya miski dia berbeda
Ku tatap dia penuh makna tak sadar air bening meluncur dari sudut
mataku
Raut wajah sucinya tak terlukis kedukaan
Suara lantangnya makna kebahagiaan
Meski tak ada bunda yang jadi sandaran
Sadarku menghentak saat dia mendekat
Tangan mungilnya menyentuh kulitku
Bibirnya yang indah berucap………
Bunda, bolehkah aku panggil bunda????
Subhanallah…….kuraih badan suci ini
Dalam dekapku dia lirih bersuara” ini lah dekapan yang lama tak aku
rasakan”
Lama ku peluk dia erat-erat tanpa sadar aku hanyut dalam angan
Ya Allah betapa kuasamu, gadis kecil ini tegar tanpa seorang ibu
Kau besarkan dia dalam kekuatanMU
Kau didik dia dalam pantauan MU
Sempatkan hamba membantu MU
Merawat padi diantara ilalang MU
WANITA DALAM ANGAN
Warna hatinya tak lagi hijau merona……
Kusut penuh dengan noktah tak beraroma
Suara merdu tak lagi ia
dengar indah
Senyum indahnya tak lagi bermakna
Wanita ini ………yah
air muka nya muram
Di balik senyum
manisnya ada rasa terpaksa
Diantara suara
lantangnya ada beban yang diembannya
Sorotan mata yang
tajam menambah kekuatan batinnya
Tak mau ada yang
tahu derita yang dimilikinya
Wanita ini……..aku kenal baik
Tegur sapanya merajuk sukma
Siapa tak kenal dengannya?????
Dialah idola para pecintanya
Rasa hati yang jadi
warna……tak menyulutkan tuk berlaga
Duh gusti…..lindungi
dia, aku takut dia kenapa-napa
Kuatkan dirinya
dalam emban tugas
Amin…………
MALAM………
Kelopak mata
nya sembab tak seindah kelopak bunga
Diatas hamparan
sajadah suci dia berdoa
Menghitung
jumlah dosa-dosa yang terkumpul
Dalam lembaran
hari yang dia jalani
Gemetar tangannya iringi tetesan air
suci dari mata
Tak ada yang tahu keluh kesah yang
membalut jiwanya
Resah, gelisah kecewa menjadi hiasan
malam-malamnya
Serat-serat
kekecewaan menjadi ranting kemarahan
Semakin kuat
ranting itu…….
Desahan nafas
pertaubatan mulai terdengar
Syahdu…..merintih……menangis sesali laku diri
Tangan
keringnya basah dengan buliran air mata
Pipi indahnya
merona teraliri puja doa
Ya Rahman……..engkaulah pemilik
sayang
Ya Tawwab ……. Engkaulah pembuka
pintu maaf
Ya Salam………. Selamatkanlah langkah
ini…….
Amin……
MENANTI MATAHARI
Malam tak lagi
di rasa saat mata tak mau lagi terpejam
Detak jam
dinding hiasi sunyi malam
Angan melayang
tanpa tahu apa yang dia tunggu
Satu dua tiga
puluh menit sudah berlalu dengan angan nya.
Mimpi tak lagi menemani malamnya
Matahari yang diharapkan segera tiba
Dia lupa sang surya tak akan muncul
sebelum waktunya
Hemmm……….hela nafas panjangnya
terdengar sesak
Ahhhhh…….kapan
juga sang surya bersinar…..
Gumam dalam
malamnya habiskan putaran malam
Harapannya
hanya satu……..
Ingin segera
hapuskan rasa rindu
Bertemu, bercanda,
bersama yang di cinta….