Wahana berbagi Ilmu

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH



Selamat datang di wahana ilmu. Dengan membaca fikiran akan terbuka, dengan ilmu kita jadi tahu, dengan mencari kita jadi mengerti.

Disinilah tempat kita berbagi........

Rabu, 03 September 2014

puisi



HIDAYAH MILIK ALLAH

Ketika cinta bertasbih dari lisan wanita berkalung surban
Tiada henti tangan memutar tasbih bentuk bulatan
Air mata iringi husyuk dalam kesyahduan
Tunduk tawadduk penuh kepasrahan
                Tiada sangka tiada duga
                Dia ……………………………
                Kini berbalut jilbab dulu selalu buka aurat
                Kini bergamis panjang dulu hampir  telanjang
                Kini Sajadah jadi tempat pengaduan terahir dulu selalu di tempat parkir
                Kini air wudhu jadi pencuci setia dulu wajah dipoles penuh warna
Aku sadar………….
Hidayah hanyak milik NYA………Takdir adalah kehendak NYA
Insan sebagai pelaku utama  DIA sebagai Skenario kehidupan kita
                Jangan bangga jika hari ini kita bisa shalat    Siapa tahu besuk kita pelaku maksiyat
                Jangan puas jika hari ini kita sering bertaubat  Siapa tahu besuk kita jadi terlaknat
                Jangan takabbur bila kita ahli bersyukur     Siapa tahu kita nanti jadi kufur
Lihatlah mereka………..Yang dulu pernah kita puja kini jadi terhina
Yang dulu selalu bikin ribut kini siapun berebut…Tuk jabat tangan dapatkan barakah bertabarrukan
Yah itulah kehendak sang Khaliq Baik jadi buruk, hina jadi dipuja……….
Ucaplah HAUQALAH sebagai tanda pasrah




PADI  DALAM  ILALANG

Lambaian tangan mungil itu jadi saksi bisu
Untaian kata merajuk jadi terkenang selalu
Tatkala takbir berkumandang, tanda kemenangan datang
Duduk diantara mereka gadis kecil di sudud masjid
Hanya dengan sajadah lusuh berbalut baju abu-abu
Tak ada tangis baginya miski dia berbeda
Ku tatap dia penuh makna tak sadar air bening meluncur dari sudut mataku
Raut wajah sucinya tak terlukis kedukaan
Suara lantangnya makna kebahagiaan
Meski tak ada bunda yang jadi sandaran
Sadarku menghentak saat dia mendekat
Tangan mungilnya menyentuh kulitku
Bibirnya yang indah berucap………
Bunda, bolehkah aku panggil bunda????
Subhanallah…….kuraih badan suci ini
Dalam dekapku dia lirih bersuara” ini lah dekapan yang lama tak aku rasakan”
Lama ku peluk dia erat-erat tanpa sadar aku hanyut dalam angan
Ya Allah betapa kuasamu, gadis kecil  ini tegar tanpa seorang ibu
Kau besarkan dia dalam kekuatanMU
Kau didik dia dalam pantauan MU
Sempatkan hamba membantu MU
Merawat padi diantara ilalang MU
WANITA DALAM ANGAN
Warna hatinya tak lagi hijau merona……
Kusut penuh dengan noktah tak beraroma
Suara merdu tak lagi  ia dengar indah
Senyum indahnya tak lagi bermakna
          Wanita ini ………yah air muka nya muram 
          Di balik senyum manisnya ada rasa terpaksa
          Diantara suara lantangnya ada beban yang diembannya
          Sorotan mata yang tajam menambah kekuatan batinnya
          Tak mau ada yang tahu derita yang dimilikinya
Wanita ini……..aku kenal baik
Tegur sapanya merajuk sukma
Siapa tak kenal dengannya?????
Dialah idola para pecintanya
          Rasa hati yang jadi warna……tak menyulutkan tuk berlaga
          Duh gusti…..lindungi dia, aku takut dia kenapa-napa
          Kuatkan dirinya dalam emban tugas
          Amin…………    


MALAM………
Kelopak mata nya sembab tak seindah kelopak bunga
Diatas hamparan sajadah suci dia berdoa
Menghitung jumlah dosa-dosa yang terkumpul
Dalam lembaran hari yang dia jalani
            Gemetar tangannya iringi tetesan air suci dari mata
            Tak ada yang tahu keluh kesah yang membalut jiwanya
            Resah, gelisah kecewa menjadi hiasan malam-malamnya
Serat-serat kekecewaan menjadi ranting kemarahan
Semakin kuat ranting itu…….
Desahan nafas pertaubatan mulai terdengar
Syahdu…..merintih……menangis sesali laku diri                        
Tangan keringnya basah dengan buliran air mata
Pipi indahnya merona teraliri puja doa
            Ya Rahman……..engkaulah pemilik sayang
            Ya Tawwab ……. Engkaulah pembuka pintu maaf
            Ya Salam………. Selamatkanlah langkah ini…….
Amin……







MENANTI MATAHARI
Malam tak lagi di rasa saat mata tak mau lagi terpejam
Detak jam dinding hiasi sunyi malam
Angan melayang tanpa tahu apa yang dia tunggu
Satu dua tiga puluh menit sudah berlalu dengan angan nya.
            Mimpi tak lagi menemani malamnya
            Matahari yang diharapkan segera tiba
            Dia lupa sang surya tak akan muncul sebelum waktunya
            Hemmm……….hela nafas panjangnya terdengar sesak
Ahhhhh…….kapan juga sang surya bersinar…..
Gumam dalam malamnya habiskan putaran malam
Harapannya hanya satu……..
Ingin segera hapuskan rasa rindu
Bertemu, bercanda, bersama yang di cinta….

Risalahku

A. Ceria usia kanak-kanak

        Syukurku pada sang Khalik, aku terlahir pada keluarga yang penuh kehangatan tegas, fasih urusan religi. Masa kanak-kanakku tidak semewah dan sesempurna masa anak jaman sekarang. Aku tinggal dilereng gunung dengan sejuta tanaman menghijau. Hari hariku setelah pulang sekolah pasti bermain dikebun pekarangan milik teman sekelasku, hingga senja tiba baru aku kembali ke rumah. malam hari setelah sholat maghrib wajib untuk membaca al Qur'an dan menghafal doa doa harian didepan abah tercinta. Dengan tegas penuh teliti dan perhatian abah menyimak bacaan ql quran serta setoran hafalan, jika absen dak ngaji dan setor hafalan pastilah hukuman jewer atau pukulan kecil aku terima. itu terjadi dimasa usia ku Madrasah Ibtidaiyah.
           Sejak kecil abah dan umi mendidikku dengan penuh disiplin, diusia MADRASAH ibtidaiyah ini aku sudah mendapatkan tanggung jawab membersihkan rumah mulai dari halaman depan dalam rumah sampai halaman tengah, luasnya kira-kira 14x10. Ukuran ini bagi anak usia MI sangatlah bikin capek, sebab pekerjaan rutin itu dilakukan setiap pagi hari sebelum berangkat sekolah. Terlebih saat hari libur sekolah, tugas bersih bersihpun makin banyak dan luas sebab dilahan belakang masih ada ternak, unggas ( ayam,mentok,burung) sapi.