Wahana berbagi Ilmu

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH



Selamat datang di wahana ilmu. Dengan membaca fikiran akan terbuka, dengan ilmu kita jadi tahu, dengan mencari kita jadi mengerti.

Disinilah tempat kita berbagi........

Kamis, 23 Desember 2010

Materi kuliah

Ilmu hadits
                      SEJARAH SINGKAT PEMBUKUAN HADITS


Adalah Rasulullah saw . manusia panutan dan sekaligus  penjuru ummat Islam di dunia. Karena nabi Muhammad adalah manusia  yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya, maka tidak salah kalau Rasulullah berwasiat  sebelum Beliau wafat kepada ummatnya tentang dua hal yang harus dijadikan pegangan hidup sepeninggal Rasulullah saw . yaitu Al Qur’anul Karim dan Sunnah Rasul ( Hadits Nabawiyah ).
Setelah Rasulullah saw . wafat hadits menjadi sumber hukum yang kedua setelah Al Qur’an. Akan tetapi masa demi masa sudah banyak hadits yang telh di palsukan oleh orang yang tidak berpengetahuan.  Oleh karena itu hadits adalah sumber hukum yang kedua yang harus kita jaga dan kita telusuri kebenarannya hadits.
 Untuk itu kita perlu akan pengetahuan tentang pengertian hadits yang sesuangguhnya yang benar-benar bersumber dari Rarulullahyang bisa kita jadikan pedoman hidup atau sumber hukum dalam Islam.          
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan tentang pengertian hadits, serta peranan hadits pada masa Rasulullah,Shahabat dan masa tabiin. Tentunya dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,untuk itulah kami berharap nantinya ada saran,kritik dan bimbingan bagi penulis .sebagai bekal kesempurnaan pada penyusunan dan penulisan makalah – makalah yang akan datang.

Ucapan terimakasih kami haturkan pada dosen pembimbing kami yang telah memberikan arahan dalam hal penulisan makalah ini, tak lupa juga buat suami dan teman-teman yang turut andil dalam penulisan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini akan bermanfaat baik untuk pembaca dan penulis sendiri sebagai wahana ilmu agama teutama bidang Studi Hadits.

Terima kasih dan selamat membaca
                                                                       BAB II


PEMBAHASAN

I.   PENGERTIAN HADITS
           Hadits menurut bahasa yang baharu jama’ dari hudutsun, hudutsa atau hidatsun ada pula yang berarti khabar / warta berita.
Menurut istilah hadits berarti segala perkataan, perbuatan,dan diamnya Nabi Muhammad SAW.
           Istilah – istilah yang terkait dengan hadits adalah :
  • Sunnah
  • Khabar
  • Atsar
  • Hadits qudsi

           .Ragam atau macam-macam hadits sebagai berikut :

  •  Hadits Qauli  yang berarti segala ucapan Rasulullah.
  • Hadits Fi’liy hadits yang disandarkan dari segala perbuatan Rasulullah
  • Hadits Taqriri adalah hadits yang disandarkan pada diamnya rasulullah  dalam menanggapi suatu permasalahan yang disampaikan oleh para Shahabat.

Hubungan hadits dengan al qur’an sangatlah erat bagaikan sisimata uang yang tidak pernah dapat dipisahkan atau bisa dikatakan kedudukan hadits bagi alqur’an adalah sebagai :
  • Peneguh Al qur’an.
  • Menjelaskan Al qur’an yang belum jelas secara arti yang tersurat.
  • Menambah hukum baru.


 II.  KENAPA KITA BELAJAR ILMU HADITS

·  Hadits dalam hukum Islam merupakan sumber hukum kedua setelah Al Quran, oleh karenanya seorang muslim dituntut paling tidak menguasai dan mempelajari hadits sebagai peninggalan Rasulullah SAW yang harus dijadikan pegangan setiap muslim dalam melangkah selain Al Quran.
·  Ulumul Hadits atau Ilmu hadits diperlukan untuk membedakan tingkatan-tingkatan hadits, serta memilah kualitas hadits sehingga kaum muslimin tidak terjebak mengamalkan hadits hadits dhoif atau bahkan maudhu, yang tentunya malah menimbulkan penyimpangan ibadah yang tidak bernilai di sisi Allah

  • Dengan belajar ilmu hadits akan menambah wawasan dan kewibawaan kita dalam berdakwah mengembangkan islam dan ajarannya.




 III. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN HADITS
            A.HADITS PADA MASA RASULULLAH

            Berbicara masalah hadits maka bisa dikatakan juga mmbahas pribadi Rasulullah SAW, Karena hadits merupakan tingkah laku,kepribadian,ucapan  Rasulullah. Sementara menyoal masalah hadits pada masa Rasulullah  berarti membicarakan hadits pada awal pertumbuhannya.
            1.Cara Rasulullah menyampaikan Hadits

            Ada satu keistimewaan pada masa ini yang membedakannya dengan masa lainnya.ummat islam pada masa itu dapat secara langsung mendapatkan hadits dari Rasulullah secara langsung sebagi sumbernya tanpa ada hijab.
            Adapun beberapa cara Rasulullah menyampaikan hadits pada para Sahabat sebagai berikut :
Pertama melalui pusat jamaah pada pusat pembinaannya yang disebut Majlis Al 'Ilmi. Melalui majelis ini banyak peluang bagi para sahabat untuk langsung mendapatkan hadits dari Rasulullah sehingga bisa dengan lebih konsentrasi dalam belajar dan menghafal hadits.
Kedua menyampaikan hadits hanya pada orang-orang tertentu.Bisa sahabat dekat, keluarga atuapun juga isteri beliau. Orang –orang inilah yang nantinya harus menyebar luaskan pada para sahabat yang lain.
Ketiga melalui cara lain yang dilakukan Rasulullah adalah berpidato atau dakwah ditempat terbuka, seoerti haji wada' dan futuh Makkah.1

            2.Perbedaan Para Shahabat dalam Menguasai Hadits

            Diantara Para sahabat tidak sama kadar perolehan dan pemahaman hadits.Ada yang memilikinya lebih banyak tetapi ada yang sangat sedikit sekali. Hal ini tergantung pada beberapa hal ; Pertama kesempatan mereka saat bersama Rasul .Kedua kesanggupan mereka dalam bertanya pada para sahabat. Ketiga Perbedaan dalam masuknya keislaman mereka dan jarak tempat tinggal mereka dengan Rasulullah.

            Ada beberapa para sahabat yang tercatat banyak menerima hadits dari Rasulullah dengan bebrapa penyebab mereka itu antara lain :
a. Shahabat AS- Sabiqunal Awwalun. ( sahabat yang pertama kali masuk Islam ). Abu bakar, Umar Ustman dan Ali. Mereka banyak mendapat Hadits karena masuk islam terlebih dulu dari sahabat yang lain
b.Ummahat Al Mukminun ( Isteri- isteri Nabi).Mereka adalah orang yang sangat dekat melebihi dekatnya dengan para Shahabat,dna biasanya permasalahan yang beliau sampaikan tentang keluarga dan wanita.
c.Shahabat selain dekat dengan Rasulullah yang selalu menulis hadits-hadits Rasulullah seperti Abdullah Amr bin Al – Ash.
d.Shahabat yang tidak lam bersama dengan Rasulullah tetapi banyak bertanya pada Shahabat yang dekat dan lama hidup dengan Rasulullah seperti Abu Hurairah.
 



1.Musthafa al Siba'I,op.cit. hlm 64-65

e.Shahabat yang sungguh-sungguh mengikuti majelis yang Rasulullah adakan dan selalu banyak bertanya baik pada raasulullah secara langsung maupun bertanya pada shahabat yang lebih senior baik usia maupun keilmuannya, seperti Abdullah bin Umar, Anas bin Malik,Abdullah Ibn Abbas.2
           

3.Menghafal dan Menulis Hadits

 a.Menghafal Hadits

            Untuk menjaga kemurnian al Qur'an  dan Al Hadits  Rasulullah mempunyai cara yang berbeda  jika AL Qur'an Rasulullah memerintahkan untuk menulisnya sementara al Hadits hanya diperintahkan untuk dihafalkan.
            Ada dorongan kuat yang cukup memberikan motivasi kepada para Shahabat dalam kegiatan menghafal Al Qur'an ini. Pertama kegiatan menghafal adalah budaya Bangsa Arab. Kedua Rasul banyak memberikan spirit melalui doa – doanya. Ketiga Seringkali Rasul menjanjikan kebaikan di Ahirat.


 b.Menulis Hadits

            Dibalik larangan Rasulullah untuk menulis hadits ditemuakn bebrapa catatan-catatan dan penulisan yang dilakukan oleh para Shahabat misalnya :

1.                  Abdullah bin Amr al Ash,Ia memiliki catatan hadits dan dibenarkan Rasulullah sehingga dia diberi nama Al Shahifah Al Shadiqah
2.                  Jabir bin Abdillah bin Amr Al – Anshari,ia memiliki catatan hadits Rasulullah tentang manasik Haji . Hadits-haditsnyakemudian diriwayatkan oleh Muslim.
3.                  abu hurairah al Dausi memiliki catatan hadits yang di kenal dengan Al Shahifah –Al Shahifah. Hasil karyanya diwariskan pada anaknya bernama Hammam.
4.                  Abu Syah, seorang penduduk Yaman yang meminta untuk dituliskan Hadits pada Rasululah pada saat Fathu Makkah,sehubungan dengan peristiwa pembunuhan yang  dilakukan oleh sahabat dari Bani KHuzaah terhadap seorang leleki dari Bani Lais. Kemudian Rasul Bersabda





"Tulislah untuk Abu Syah".


               



2.Muhammad Jamal Al Din Al-qasimi Al Hadits min Funun Musthalah Al Hadits Hlm 72 -74


    B.HADITS PADA MASA KHULFAUR RASYIDIN

Kedudukan hadits pada masa khalifah tidak jauh beda dengan masa Nabi belum ada pembukuan miski waktu itu ada sebagian shahabat yang menulisnya.Memang khalifah Umar bin Khattab sempat punya usul dan ide untuk dibukukannya hadits namun ada kehawatiran akan mengganggu perhatian dan konsentrasi para sahabat untuk belajar dan menghafal alqur’an. Tidak dibukukannya hadits ini sampai pada ahir abad ke I hijriyah.
Namun demikian ada beberapa cara yang dilakukan oleh para sahabat yang saat itu hidup pada masa Khulafaurrasyidin untuk menjaga kemirnian hadits diantaranya :

1.Menjaga pesan Rasul.
Saat Rasulullah akan wafat ada pesan yang beliau sampaikan “ Telah aku tinggalkan kepadamu dua hal yang apabila kamu pegang teguh tidak akan tersesat yaitu kitab Allah dan sunnahku”
Dari pesan tersebut para sahabat sangat berusaha untuk selalu menjaga dan melaksanakannya.
2.Berhati-hati dalam menerima dan meriwayatkan Hadits.
Kehati-hatian dalam menerima dan meriwayatkan hadits dikarenakan takut adanya kekeliruan yang terjadi
3.Periwayatan hadits dengan lafal dan makna
Ada  dua cara para sahabat dalam periwayatan hadits yaitu dengan Lafdzi/ lafad yang artinya redaksi hadits sesuai dengan yang disampaikan Rasulullah.Sedangkan yang kedua dengan cara makna yang berarti arti atau maksud kandungan hadits dari Rasulullah dan tedaksinya dari para Sahabat.

                                                                       
A.    Hadits pada masa Tabiin

Pada masa pemerintahan Khalifah bin Abdul Aziz yang dinobatkan pada ahir abadpertama Hijriyah, yakni tahun 99 hijriyah datanglah angin segar
            Beliau sangat waspada dan sadar bahwa para perawi pengumpul hadits jumlahnya semakin sedikit karena banyak yang meninggal dunia. Beliau hawatirapabila tidak segera dikumpulkan dan dibukukan dalam buku-buku hadits dari para perawinya,mungkin hadits ini akan lenyap bersama para perawinya.Maka tergeraklah hatinya untuk segera melaksanankan pembukuan hadits sebagai upaya pelestariannya. Pada tahun 100 hijriyah khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada gubernur madinah Abu Bakar bin Muhammad bin Amer bin Hazm supaya membukukan hadits – hadits Nabi yang terdapat pada para penghafal.
Umar bin Abdul Aziz menulis surat yang berbunyi,
            " Perhatikanlah apa yang diperoleh dari hadits Rasul lalu tulislah,karena aku takut akan lenyap ilmu disebabkan meninggalnya ulama penghafal hadits dan jangan diterima selain hadits Rasul. Dan hendaklah disebarluaskan I;lmu dan diakan majelis – majelis ilmu supaya orang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya,maka sesungguhnya ilmu itu dirahasiakan."
            Sealin pada gubernur Madinah Khalifah juga menuliskan surat pada gubernur yang lain agar mengusahakan pembukuan hadits. Khalifah juga secara husus menulis surat kepada Abu baker Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin syihab Az zuhri. Kemudian Syihab Azzuhri mulai melaksanakan perintah Khalifah tersebut. Dan Azzuhri inilah khalifah pertama yang membukukan hadits.
            Dari syihab Azzuhri ini (15 -124h ) kemudian dikembangkan oleh ulama-ulama berikutnya, disamping pembukuan juga diadakan penyeleksian  hadits-hadits yang maqbul dan mardud dengan menggunakan metode sanad dan isnad .

            Metode sanad dan isnad adalah metode yang digunakan untuk menguji sumber-sumber pembawa berita hadits ( perawi ) dengan mengetahui keadaan para perawi,riwayat hidupnya, kawan semasa,bagaimana daya tangkap dan ingatannya,dan sebagainya. Ilmu tersebut di bahas dalam ilmu hadits Dirayah, yang kemudian dikenal dengan istilah Musthalah hadits.
           
            Setelah generasi  AZ Zuhri kemudian pembukuan hadits dilanjutkan oleh ibn Juraij (wafat150 H), Ar Rabi' bin Sabih (wafat 160 H ) dan masih banyak lagi ulama- ulma yang lainnya. Sebagaimana disebutkan diatas pembukuan hadits dilaksanakan sejak ahir masa pemerintahan Bani Umayyah,tetapi belum begitu sempurna.Pada masa perintahan Bani Abbasyiah yaitu pada pertengahan abad 11 H dilakukan upaya penyempurnaan. Waktu itu tewrlihat gerakan secara aktif untuk membukukan ilmu pengetahuan termasuk pembukuan dan penulisan hadits – hadits Rasul Saw. Kitab- kitab yang terkenal pada waktu itu ada hingga sekarang sampai pada kita, antara lain AL-Muwatha'  oleh Imam Malik, Al Musnad oleh Imam Assyafii ( 204 H) Pembukuan hadits itu kemudian dilanjutkan secara lebih teliti oleh imam-imam ahli hadits seperti  Bukhari, Muslim,Turmudzi, Nasai, Abu dawud, Ibnu Majah dan lain-lain.
Dimasa Tabiin inilah para khalifahnya banyak membuka lembaga sebagai pusat-pusat kajian hadits.beberapa kota yang ditunjuk sebagai pusat kajian hadits adalah  Makkah Mukarrama, MadinatulMunawwarah, Kuffah, Bashrah, Syam, Mesir,Andalus, Yaman dan Kurasan.


             


















BAB III

PENUTUP

            Dari penjelasan singkat diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahawa perkembangan hadits sebelum dibukukan banyak melalui tahapan .Hadits sendiri di zaman Rasulullah dan Khulafaaurrasyidin tidak mutlak dibukukan miski ada beberpa riwayat yang mengatakan ada sahabat yang mencatat hadits dan disetujui oleh Rasulullah.
            Setiap masa selalu ada perbedaan dalam memberlakukan hadits sebagai usaha melestarikannya. Berikut ini penulis mencoba memberikan kesimpulan sederhana
·   Masa Rasulullah:  Tidak ada pembukuan namun para sahabat cendurung wajib hafal.
·  Masa Shahabat  : Menjaga pesan Rasul, Berhati –dalam menerima dan meriwayatkan hadits, Meriwayatkan hadits secara maknawi dan Lafdzi.
·  Masa Tabiin : Mulai ada pembukuan, kajian – kajian Hadits ,mendirikan lembaga yang menjadi pusat kajian hadits di beberapa kota.
Demikian kesimpulan penulis dari makalah tentang HADITS DI MASARASULULLAH,KHULAFAURRASYIDIN DAN TABIIN sebelum ada KODIFIKASI pada HADITS.

Terima kasih semoga bermanfaat Amin.






           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar